B. Indonesia

Pertanyaan

membuat sebuah pantun dari syair nyanyian anak karya hamzah

1 Jawaban

  • Secara etimologis, syair berasal dari bahasa Arab “syi’ir, syu’ur“, yang memiliki arti “perasaan yang dalam”. Sedangkan menurut KBBI syair diartikan sebagai jenis jenis puisi lama yang tiap tiap barisnya terdiri dari empat baris dan memiliki rima yang sama. Syair masih memiliki aturan yang mengikat. Bentuk ini membuatnya menyerupai ciri ciri pantun yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya. Namun berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran dan isi, tiap baris dalam syair berupa isi. Untuk lebih mengenal syair lebih jauh, perhatikan ciri ciri syair berikut :

    Ciri ciri syair

    Syair memiliki aturan yang mengikat, antara lain:

    syair dapat terdiri dari beberapa bait
    tiap bait dalam syair memiliki empat baris
    syair memiliki sajak berbentuk a-a-a-a
    semua baris dalam syair merupakan isi
    setiap baris merupakan satu kesatuan isi
    syair menggunakan macam macam majas atau menggunakan kiasan
    Syair Nasihat

    Syair mulai masuk ke wilayah Indonesia bersamaan dengan masuknya ajaran agama Islam yang dibawa oleh pedagang. Bahkan bisa dikatakan syair merupakan salah satu jalan penyebaran ajaran Islam di Nusantara. Oleh karena itu jenis syair agama sangat berkembang pesat pada masa itu. Syair nasihat adalah salah satu jenis syair yang masuk dalam bagian syair agama. Sama halnya dengan namanya, syair nasihat berisi nasihat atau anjuran anjuran dalam agama Islam.

    Beberapa tokoh yang terkenal dalam karya syair nasihat diantaranya:

    Hamzah Fanzuri
    Raja Ali Haji
    Contoh Syair Nasihat Karya Hamzah Fanzuri

    Hamzah Fanzuri adalah seorang tokoh pujangga yang juga ahli ibadah. Beberapa karyanya merupakan syair nasihat yang dituangkan dalam karyanya yaitu Syair Perahu. Berikut ini bunyi syair nasihat karya Hamzah Fanzuri.

    (1) Inilah gerangan suatu madah
    mengarangkan syair terlalu indah
    membetuli jalan tempat berpindah
    di sanalah i’tikat diperbetuli sudah
    (2) Wahai muda kenali dirimu,
    ialah perahu tamsil tubuhmu,
    tiadalah berapa lama hidupmu,
    ke akhirat jua kekal diammu.
    (3) Hai muda arif-budiman
    hasilkan kemudi dengan pedoman
    alat perahumu jua kerjakan
    itulah jalan membetuli insan
    (4) Perteguh jua alat perahumu
    hasilkan bekal air dan kayu
    dayung pengayuh taruh di situ
    supaya laju perahumu itu
    (5) Sudahlah hasil kayu dan ayar
    angkatlah pula sauh dan layar
    pada beras bekal jantanlah taksir
    niscaya sempurna jalan yang kabir
    (6) Perteguh jua alat perahumu
    muaranya sempit tempatmu lalu
    banyaklah di sana ikan dan hiu
    menanti perahumu lalu dari situ.
    (7) Muaranya dalam, ikanpun banyak
    di sanalah perahu karam dan rusak
    karangnya tajam seperti tombak
    ke atas pasir kamu tersesak
    (8) Ketahui olehmu hai anak dagang
    riaknya rencam ombaknya karang
    ikanpun banyak datang menyarang
    hendak membawa ke tengah sawang.
    (9) Muaranya itu terlalu sempit,
    di manakan lalu sampan dan rakit
    jikalau ada pedoman dikapit,
    sempurnalah jalan terlalu ba’id.

    Makna Syair

    Dari contoh syair nasihat di atas tersebut, isi syair dapat dimaknai sebagai berikut : pada bait (1), Hamzah menjelaskan bahwa syair yang dia buat berisikan nasihat bagaimana cara menjalani hidup di dunia. Bait (2) Hamzah mengajak pemuda pemudi untuk mengenali diri. Dia mengibaratkan manusia sebagai perahu dalam perjalanandan mengingatkan bahwa tujuan akhirnya adalah akhirat. Pada bait (3) dia memberikan nasihat bahwa dalam menjalani hidup perlu berpegang teguh pada ajaran agama. Manusia harus senantiasa memperbaiki diri selayaknya perahu yang perlu perbaikan agar bisa terus berjalan. Bait (4) masih berisi nasihat untuk memperkuat iman dan ketakwaan. Bait (5) mengisyaratkan bahwa ilmu dan ajaran yang dipelajari juga harus dilakukan agar bisa menuju tujuan yang kekal. Selanjutnya dalam bait (6), Hamzah mengatakan bahwa dalam tiap ibadah yang dilakukan pasti ada godaan dan kita harus siap menghadapinya. Bait (7) Hamzah menerangkan banyak manusia yang tersesat dan terjerat oleh godaan. Bait (8) juga mengatakan bahwa dalam kehidupan banyak cobaan yang akan meruntuhkan tekad dalam beribadah. Oleh karena itu dalam bait (9) Hamz

Pertanyaan Lainnya