membuat sebuah pantun dari syair nyanyian anak karya hamzah
B. Indonesia
melanfitriani25
Pertanyaan
membuat sebuah pantun dari syair nyanyian anak karya hamzah
1 Jawaban
-
1. Jawaban Viki150
Secara etimologis, syair berasal dari bahasa Arab “syi’ir, syu’ur“, yang memiliki arti “perasaan yang dalam”. Sedangkan menurut KBBI syair diartikan sebagai jenis jenis puisi lama yang tiap tiap barisnya terdiri dari empat baris dan memiliki rima yang sama. Syair masih memiliki aturan yang mengikat. Bentuk ini membuatnya menyerupai ciri ciri pantun yang telah dibahas dalam artikel sebelumnya. Namun berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran dan isi, tiap baris dalam syair berupa isi. Untuk lebih mengenal syair lebih jauh, perhatikan ciri ciri syair berikut :
Ciri ciri syair
Syair memiliki aturan yang mengikat, antara lain:
syair dapat terdiri dari beberapa bait
tiap bait dalam syair memiliki empat baris
syair memiliki sajak berbentuk a-a-a-a
semua baris dalam syair merupakan isi
setiap baris merupakan satu kesatuan isi
syair menggunakan macam macam majas atau menggunakan kiasan
Syair Nasihat
Syair mulai masuk ke wilayah Indonesia bersamaan dengan masuknya ajaran agama Islam yang dibawa oleh pedagang. Bahkan bisa dikatakan syair merupakan salah satu jalan penyebaran ajaran Islam di Nusantara. Oleh karena itu jenis syair agama sangat berkembang pesat pada masa itu. Syair nasihat adalah salah satu jenis syair yang masuk dalam bagian syair agama. Sama halnya dengan namanya, syair nasihat berisi nasihat atau anjuran anjuran dalam agama Islam.
Beberapa tokoh yang terkenal dalam karya syair nasihat diantaranya:
Hamzah Fanzuri
Raja Ali Haji
Contoh Syair Nasihat Karya Hamzah Fanzuri
Hamzah Fanzuri adalah seorang tokoh pujangga yang juga ahli ibadah. Beberapa karyanya merupakan syair nasihat yang dituangkan dalam karyanya yaitu Syair Perahu. Berikut ini bunyi syair nasihat karya Hamzah Fanzuri.
(1) Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah
membetuli jalan tempat berpindah
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah
(2) Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.
(3) Hai muda arif-budiman
hasilkan kemudi dengan pedoman
alat perahumu jua kerjakan
itulah jalan membetuli insan
(4) Perteguh jua alat perahumu
hasilkan bekal air dan kayu
dayung pengayuh taruh di situ
supaya laju perahumu itu
(5) Sudahlah hasil kayu dan ayar
angkatlah pula sauh dan layar
pada beras bekal jantanlah taksir
niscaya sempurna jalan yang kabir
(6) Perteguh jua alat perahumu
muaranya sempit tempatmu lalu
banyaklah di sana ikan dan hiu
menanti perahumu lalu dari situ.
(7) Muaranya dalam, ikanpun banyak
di sanalah perahu karam dan rusak
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak
(8) Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
(9) Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba’id.
Makna Syair
Dari contoh syair nasihat di atas tersebut, isi syair dapat dimaknai sebagai berikut : pada bait (1), Hamzah menjelaskan bahwa syair yang dia buat berisikan nasihat bagaimana cara menjalani hidup di dunia. Bait (2) Hamzah mengajak pemuda pemudi untuk mengenali diri. Dia mengibaratkan manusia sebagai perahu dalam perjalanandan mengingatkan bahwa tujuan akhirnya adalah akhirat. Pada bait (3) dia memberikan nasihat bahwa dalam menjalani hidup perlu berpegang teguh pada ajaran agama. Manusia harus senantiasa memperbaiki diri selayaknya perahu yang perlu perbaikan agar bisa terus berjalan. Bait (4) masih berisi nasihat untuk memperkuat iman dan ketakwaan. Bait (5) mengisyaratkan bahwa ilmu dan ajaran yang dipelajari juga harus dilakukan agar bisa menuju tujuan yang kekal. Selanjutnya dalam bait (6), Hamzah mengatakan bahwa dalam tiap ibadah yang dilakukan pasti ada godaan dan kita harus siap menghadapinya. Bait (7) Hamzah menerangkan banyak manusia yang tersesat dan terjerat oleh godaan. Bait (8) juga mengatakan bahwa dalam kehidupan banyak cobaan yang akan meruntuhkan tekad dalam beribadah. Oleh karena itu dalam bait (9) Hamz