teori dari ibnu khaldun
Sejarah
daprmswrps
Pertanyaan
teori dari ibnu khaldun
2 Jawaban
-
1. Jawaban YatogamiEl
Ibn Khaldun membuat teori tentang tahapan timbul tenggelamnya suatu Negara atau sebuah peradaban menjadi lima tahap, yaitu: (Muqaddimah: 175). 1.Tahap sukses atau tahap konsolidasi, dimana otoritas negara didukung oleh masyarakat (`ashabiyyah) yang berhasil menggulingkan kedaulatan dari dinasti sebelumnya. 2.Tahap tirani, tahap dimana penguasa berbuat sekehendaknya pada rakyatnya. Pada tahap ini, orang yang memimpin negara senang mengumpulkan dan memperbanyak pengikut. Penguasa menutup pintu bagi mereka yang ingin turut serta dalam pemerintahannya. Maka segala perhatiannya ditujukan untuk kepentingan mempertahankan dan memenangkan keluarganya. 3.Tahap sejahtera, ketika kedaulatan telah dinikmati. Segala perhatian penguasa tercurah pada usaha membangun negara. 4.Tahap kepuasan hati, tentram dan damai. Pada tahap ini, penguasa merasa puas dengan segala sesuatu yang telah dibangun para pendahulunya. 5.Tahap hidup boros dan berlebihan. Pada tahap ini, penguasa menjadi perusak warisan pendahulunya, pemuas hawa nafsu dan kesenangan. Pada tahap ini, negara tinggal menunggu kehancurannya. -
2. Jawaban Surgajawaban
a. Konsep kekuasaan dan konsep negara, dalam pendapat Ibn Khaldun, dipandang dari segi asal – usulnya merupakan suatu kesinambungan dan bentuknya sempurna dalam negara.
b. Kekuasaan dan negara, dalam pemikiran Ibn Khaldun memberikan sebentuk keteraturan dan ketentraman kepada kehidupan masyarakat manusia sehingga keduanya mutlak penting bagi kehidupan masyarakat dan bagi potensi yang terdapat pada dirinya.
c. Hubungan kekuasaan dalam masyarakatyang tingkatnya berada dibawah tingkat kekuasaan negara.
d. Perkembangan yang selalu terdapat dalam kekuasaan dan negara menimbulkan rotasi dalam kekuasaan dan negara itu. Perkembangan dan dinamika itu terjadi karena tidak ada sesuatu pun yang kekal di alam semesta.
e. Bagi Ibn Khaldun politik pada pokoknya dalah kerjasama dan saling toling – menolong.
Tumbuh kembanganya negara menurut Ibn Khaldun yaitu negara didirikan atas dasar kepentingan bersama untuk menciptakan keseimbangan sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya dan keamanan. Negara merupakan asosiasi utama bagi terciptanya keseimbangan tersebut, karena negara merupakan aktualitas kebebasan yang konkret. Melainkan kebebasan yang dilindungi oleh peraturan perundangan. Faktor agama dalam sebuah negara menurut Ibn Khaldun sangat penting.
Ibn Khaldun lebih melihat relasi agama dan negara sebagai suatu keniscayaan, kendati agama bagi Ibn Khaldun tidak dipotret dalam tataran ideal yang berbentuk abstrak, melainkan agama ( islam ) yang disaksikan, dijalankan dan dipraktikan oleh masyarakat pada zamannya. Agama tidak hanya sekedar dogma abstrak, tetapi agama yang seluruh ajarannya menurut Ibn Khaldun harus menjadi jiwa bagi bangunan negara yang mulia atau negara yang terhormat.
Dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan suatu negara, menurut Ibn Khaldun bahwa negara terbentuk melalui proses kebudayaan, seperti ditulisnya berikut “ sejarah identik dengan peradaban dunia “ tentang perubahan yang terjadi pada watak peradaban seperti keliaran, keramah – tamahan, dan solidaritas golongan. Suatu negara dalam pandangan Ibn Khaldun akan terbentuk dari suatu proses politik yang tidak hanya melalui jalan damai, tetapi justru banyak terjadi dalah melalui revolusi dan pemberontakan.
2. Pemikiran Ekonomi Ibn Khaldun
1. Dimensi Ekonomi dalam Filsafat Ibn Khaldun
Berdiri dan tegaknya suatu masyarakat, bangsa dan negara menurut Ibn Khladun akan ditentukan oleh stabilitas ekonomi, oleh karena itu suatu negara berdiri atas pastisipasi masyarakat dengan membayar pajak atau zakat sesuai dengan yang di sunnahkan oleh agama.
a. Filsafat Ekonomi Ibn Khaldun
Dalam kaitannya dnegan eksistensi manusia antar interaksi kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat menurut Ibn Khladun akan ditentukan pula oleh orientasi tindakan sosial individu dalam mencapai kesejahteraan kolektif.
Untuk mencapai kebahagiaan menurut Ibn Khaldun dapat dilakukan dengan meningkatkan penerimaan negara melalui sumber-sumber pendapatan negara yang bersumber dari masyarakat sendiri dengan menerapkan sistem pajak. Selain pajak, menurut Ibn Khaldun, negara juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran dengan menerapkan isitem bea cukai. Hasil dari pajak dan bea cukai itu akan dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan para abdi negara seperti tentara, administrator, maupun pegawai-pegawai yang bekerja untuk memperlancar urusan kenegaraan.
b. Prinsip Ekonomi Modern dalam Pemikiran Ibn Khaldun
Dalam muqaddimah, Ibn Khaldun menjelaskan keterkaitan faktor-faktor sosial, moral, ekonomi dan politikyang saling berbeda namun saling berhubungan satu dengan yang lainnya begi kemajuan maupun kemunduran bagi sebuah lingkungan masyarakat atau pemerintahan sebuah wilayah (negara)
Aspek ekonomi penting dalam pemikiran Ibn Khaldun berkaitan erat dengan kehidupan kemanusiaan dan survive-nya seseorang dalam kehidupannya. Motivasi kerja dan usaha diorientasikan sepenuhnya pada penumpukan modal (kapital), tetapi bermakna secara hakiki bagi survive seseorang dalam kehidupan sosialnya.
c. Produksi dan Pembagian Kerja dalam Teori Ibn Khaldun
Ibn Khaldun melihat secara mendasar yang membedakan kedua jenis masyarakat adalah peradaban dan proses produksi serta dalam pembagian kerja dalam masyarakat. Tipologi yang direfleksikan oleh masyarakat badawa adalah tipologi masyarakat yang identik denagn pertanian dan cocok-tanam, sementara masyarakat hadharahmerefleksikan peradaban kota yang pola produksi dan pembagian kerjanya berdasarkan keahlian.
1. Proses produksi masyarakat
2. Teori nilai dalam proses produksi
3. Pembagian kerja.